Ole777

OLE777 Login

PPI TUNISIA

Tunisia

Mungkin kita sering dengar pepatah “Tak kenal, maka tak sayang”, tak sayang mana bisa nyaman. Pepatah itu seringkali di ucapkan, di dengar atau di tulis dalam sebuah tulisan. Kalau kita menelusuri makna dan tafsirannya, memang bukan hanya saja sebuah pepatah biasa, namun memang begitu realitanya. Karena mana mungkin ada kata dekat jika tidak saling terikat.


Bagaimana sih Negara Tunisia? Pertanyaan ini banyak sekali muncul di benak orang-orang jika pertama kali mendengar kata Tunisia. Dan bahkan beberapa mengira Tunisia adalah nama salah satu kota di Indonesia, hello…big no to say that bro and sis. Pengetahuan memang harus dicari tahu. So, yuk kita simak penjelasan yang satu ini tentang keTunisiaan.
Negara dengan sebutan El khadra atau negeri Ibnu Khaldun ini terletak di benua utara benua Afrika.


Negara ini memang tidak seluas Negara kita Indonesia, luas wilayahnya hanya 164.150 km2, namun ia menawarkan pemandangan indah yang akan memanjakan mata para pengunjungnya. Pesona alam yang indah itu bisa di lihat pada 1.298 km garis pantai yang terbentang di sebelah barat serta daerah pegunungan di sepanjang pebatasan AlJazair. Daratan tertingginya adalah Gunung Chaambi (1.544 m di atas permukaan laut).


Di sebelah selatan, ada chott dan oase. Perkebunan zaitun menghampar di hampir seluruh permukaan negeri. Selain itu, situs-situs arkeologi, masjid-masjid bersejarah, serta pasar-pasar tradisional bernuansa Arab pertengahan juga mejadi daya tarik Tunisia lainnya.


Tunisia termasuk negeri yang memiliki 4 musim, dengan perbedaan iklim yang cukup mencolok antara daerah bagian utara dan daerah bagian selatan. Suhu udara rata-rata berkisar antara 7-10 C pada musim dingin (di daerah bagian barat dan di kawasan pegunungan mencapai -5° C), dan 25-40° C pada musim panas di beberapa tempat selatan Tunisia bahkan mencapai 45° C. Cuaca akan terasa lebih panas lagi saat angin gurun bertiup dari arah selatan. Musim semi dan musim gugur adalah musim yang menyenangkan, dengan suhu udara yang hangat dan cuaca yang indah.


Mayoritas rakyat Tunisia adalah muslim (99,5%). Islam dinyatakan sebagai agama resmi Negara. Selain Islam, juga terdapat masyarakat yang beragama Yahudi dan Kristen.
Islam pertama kali masuk ke Tunisia pada tahun 50 H (670 M) yang di tandai dengan kedatangan pasukan muslim di bawah komando Uqbah bin Nafi’, seorang sahabat Nabi. Mereka memasuki Tunisia lewat Mahdia, kota pantai 30 km timur kota Sousse. Kemudian menuju Kairouan, dan menetap di sana. Di kota inilah, sahabat Uqbah r.a. mengatur strategi penyebaran Islam di Afrika Utara serta mendirikan sebuah masjid besar, yang kemudian di kenal dengan nama masjid Uqbah bin nafi’.
Karena itulah Kairouan dan Mehdia kini menjadi kota tujuan wisata bersejarah Islam terpenting di Tunisia, selain Masjid Ezzitouna di kota Tunis. Di Kairouan dan Mahdia, kita bisa mengunjungi masjid-masjid tua, benteng, makam para ulama serta istana sisa peninggalan peradaban Islam.


Umat Islam Tunisia hidup secara damai. Nilai-nilai keagamaan dijunjung tinggi dalam kehidupan keseharian. Masjid Agung Ezzitouna di Tunis dan masjid Uqbah di Kirouan, kerap menjadi pusat kegiatan keagamaan dalam skala nasional maupun internasional.


Sebagai imbas penjajahan Perancis selama rentang abad 19 dan 20 Masehi, arus modernisasi dan kebudayaan Eropa memasuki pola hidup rakyat Tunisia. Termasuk dalam kehidupan beragama. Kini, wajah Islam modern dan moderat menjadi identitas umat Islam Tunisia. Prinsip toleransi beragama dan kebebasan menjalankan ibadah di antara mereka sangat djunjung tinggi. Gerakan tarekat sufi yang dulu sembat subur di Tunisia, kini tersisih karena imbas modernisasi ini.


Di kota Mahdia, terdapat komunitas muslim Syiah. Kota ini dahulu adalah pusat Dinasti Fatimiyah setalah menaklukan Kairouan yang berpaham Sunni Maliki. Dinasti Fatimiyah Berjaya di Tunisia selama rentang tahun 910-970 M, kemudian melebarkan kekuasaan mereka ke Mesir, di mana mereka membangun Kairo sebagai ibukota pemerintahan yang baru dan mendirikan Masjid AL-Azhar yang merupakan cikal bakal Universitas Al-Azhar.
Dalam hal beribadah, mayoritas rakyat muslim Tunisia bermadzhab Maliki, sebagaimana kebanyakan umat Islam di kawasan Afrika Utara lainnya. Meski demikian, umumnya mereka cukup toleran sera tidak fanatik dalam menganut madzhab fikih tertentu.
Masyarakat Tunisia pun bagian dari dunia Arab. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Arab, namun mereka juga fasih berbahasa Perancis. Penduduk asli Tunisia adalah suku Berber, dengan kebudayaannya yang telah mewarnai Tunisia sejak lebih dari 8000 tahun silam.


Kedatangan bangsa asing ke Tunisia mempengaruhi corak budaya Tunisia. Seperti budaya Phoenic, Romawi, Vandal, Byzantium, Arab, Andalusia, Turki, dan terakhir Perancis. Selain itu, letak geografis yang strategis juga memungkinkan negeri Ibnu Khaldun ini menjadi lokasi persimpangan persimpangan berbagai peradaban. Hingga menjadikan Tunisia kaya akan sejarah dan warisan kepurbakalaan. Di negeri ini, kini terdapat lebih dari 20.000 monumen dan tempat bersejarah peninggalan Chartage (Cartaginian Empire), Tunisia telah memberikan sumbangsih kebudayaan tradisional yang dinamis, sehingga pada tahun 1997 UNESCO telah menjadikan Tunisia sebagai “Ibukota Kebudayaan Daerah”.
Wuiih.. keren kan?


Nah tulisan ini sebagai cuplikan awal ya sobat, setelah ini akan ada banyak sekali pembahasan tentang keTunisian dalam banyak hal. Jadi, pantengin terus ya postingan kita selanjutnya.
See you later….

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *