PPI TUNISIA

Sosialisasi Mahasiswa Baru demi menciptakan Ciri Zaituny yang Ideal

Sosialisasi ini merupakan salah satu upaya untuk mahasiswa baru agar dapat mengetahui norma-norma dan nilai-nilai yang terdapat di lingkup tersebut dan mempelajarinya. Sosialisasi ini dapat membantu mahasiswa baru untuk memperoleh pengertian-pengertian yang dapat memudahkan kehidupan ia di kemudian hari. Kunci dari itu semua adalah interaksi sosial, Itulah yang menjadi alasan dasar adanya sosialisasi ini.

Mahasiswa baru adalah seorang individu yang menuju suatu kematangan pada dirinya. Pada saat pertama kali ia menginjakkan kaki di tanah Tunisia ini, kebanyakan yang terlintas dalam benak mahasiswa baru adalah bagaimana cara ia supaya kuliah dengan tepat waktu, bagaimana cara mencapai cita-cita yang didambakan dari kedua orang tuanya dan bagaimana cara mencapai cita-cita yang sejak awal ia bawa dari kampung halamannya. Sebagai mahasiswa baru tentu rasanya sangat berbeda dengan santri baru maupun siswa baru,seperti masa SMA dulu. Mereka pada umumnya saat memasuki dunia kampus, belum mengenal proses belajar mengajar, juga belum mengetahui sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar di kampus apalagi mereka bukan hidup di Tanah Air lagi.

Oleh karena itu, sosialisasi kemahasiswaan ini diadakan dengan tujuan meningkatkan kesiapan para mahasiswa baru saat memasuki kehidupan disini. Fakta di lapangan sudah sangat banyak yang menunjukkan bahwa tidak sedikit mahasiswa yang tidak mampu menunjukkan kualitasnya secara optimal dalam proses belajar, meski dapat dikatakan mereka hasil dari seleksi,apalagi yang tidak diseleksi.

Universitas Az-zaitunah merupakan salah satu universitas yang menjadi impian para calon mahasiswa baru yang ingin melanjutkan studinya. Sebelum adanya Al-Azhar, Kairo dan Qarawiyyin Fes, Zaitunah telah diakui sebagai universitas tertua di dunia, terutama di dunia Islam yang perannya sangat penting dalam menyebarkan ajaran-ajaran islam.

Selain itu, Dalam dunia kampus juga hal yang tidak bisa di pisahkan dari mahasiswa adalah kegiatannya diluar proses belajar perkuliahan seperti keaktifan dalam berorganisasi dan mengikuti beberapa kegiatan keorganisasian yang memiliki banyak nilai positif . Ada banyak sekali kegiatan kemahasiswaan yang bisa diikuti selama menjadi mahasiswa di Tunisia, misalnya, kegiatan kerja bakti yang diadakan oleh PPI Tunisia dengan komunitas clean up Tunisia, diskusi-diskusi yang diadakan oleh PCINU, PCIM, KOPIAH maupun PPI Tunisia, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menambah pengalaman-pengalaman dan pemahaman-pemahaman yang dapat memudahkan kita untuk menjalani kehidupan mahasiswa di negeri Ibnu Khaldun.

Hasya Akbar, selaku ketua PPI Tunisia pada sosialisasi menegaskan bahwasanya kalian sebagai mahasiswa baru seyogyanya menjaga kekompakan dan semangat dalam menimba ilmu. “Kuliah di Tunisia itu asyik, walaupun hanya 3 tahun yang dibilang sangat singkat, jadi kita harus bijaksana dalam membagi waktu untuk kuliah dan organisasi.” Ungkapnya.

“Yang terpenting kita harus menjaga kekompakan dan jangan lupa tujuan awal kita ke Tunisia. Kekompakan kita sebagai warga asing disini sangat penting, kalau bukan karena kekompakan, bagaimana cara kita hidup? Dan tetap semangat!” Pungkas Hasya Akbar.

Kemudian Fhalih Ziberti, koordinator direktorat kastra mengingatkan pentingnya menjaga etika karena mahasiswa adalah duta-duta kecil Indonesia yang merupakan gambaran dari baik-buruknya wajah Tanah Air kita. “Indonesia di Tunisia itu terkenal dengan akhlaknya yang baik dan sifatnya yang ramah. Oleh karena itu alangkah baiknya kita menjaga etika-etika yang ada dan menjaga nama baik Tanah Air kita.” Ujar Senior kita.

Pada akhirnya sosialisasi ini hanya seruan kepada mahasiswa baru demi berjalannya seruan ini, setiap individu dari kita harus tetap saling mengingatkan dan menjaga.

Diakhir saya ingin menambahkan sebuah sajak dari penyair Tunisia yaitu Abu al Qosim Al Syabbi yang berbunyi:

إذا الشعب يوما أراد الحياة#فلا بدّ أن يستجيب القدر
“Ketika pemuda ingin hidup makmur sudah seharusnya bagi dia untuk pandai merespon takdir.”

Antara persiapan dan kesiapan, kita harus siap dengan kenyataan sekarang. Kita tidak mencari cara tapi menciptakan ciri. Sadarlah dibawah zaitunah ada sejarah, Zaitunahlah yg mendorong Al-azhar jadi sunni. Semoga kita dapat menjadi zaituny yang dapat memancarkan cahaya-cahaya di Tanah Air bahkan Dunia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *