
Sumber gambar: https://medium.com/
Minimalism Lifestyle Gaya Hidup Islam
Oleh : Nauwal Aufa
Bagi sebagian orang, media sosial telah menjadi toxic bagi penikmatnya. Media sosial yang seharusnya sebagai wadah untuk berkarya. Namun, sekarang media sosial menjadi ajang untuk memamerkan kekayaan dan kemewahan hidup serta memperlihatkan barang-barang branded yang melimpah, bahkan rela melakukan penipuan apa saja agar mendapatkan validasi sebagai Crezy Rich. Di tengah-tengah maraknya hidup hedonis para publik figur bahkan pejabat publik. Acap kali kita terjerumus dengan kehidupan mewah yang di tawarkan. Maka minimalism lifestyle ini dapat menjadi solusi berbagai persoalan milenial.
Untuk sebagian orang mungkin sudah tidak asing lagi dengan lifestyle yang satu ini. Istilah Minimalism Lifestyle pertama kali berkembang di Jepang dan Amerika (Lloyd & Pennington, 2020). Beberapa selebriti tanah air juga mulai menerapkannya seperti Cinta Laura, Radiyta Dika dan beberapa selebriti meskipun jumlahnya tidak banyak. Sebenarnya apa si Minimalism Lifestyle itu? Barangkali di antara kita ada yang tertarik mengikuti gaya hidup minimalis. Yuk simak penjelasan dibawah ini.
Sesuai dengan namanya, Minimalism Lifestyle adalah gaya hidup yang menunjang pola kesederhanan dan memiliki sedikit benda. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Joshua Becker dalam tulisannya berjudul “What Is Minimalism?” bahwa Minimalism Lifestyle adalah memiliki lebih sedikit benda. Hidup dengan memiliki benda secukupnya dan seperlunya, serta yang benar-benar dibutuhkan dalam mendukung sebuah tujuan.
Jika hanya terlihat lucu tapi tidak tahu difungsikan seharusnya tidak perlu dibeli, memborong barang karena diskon padahal barang yang sama sekali tidak kita butuhkan, apa lagi tidak mau ketinggalan dengan fashion trend baru. Tanpa disadari, semakin banyak barang yang kita miliki akan menguras energi dan tambah tangungjawab kita untuk merawat juga membersihkan.
Siapa yang tidak kenal dengan Steve Jobs, pasti tidak asing lagi kan? Pendiri perusahaan Apel ini, setiap harinya hanya memakai turtleneck hitam jeans dan sepatu lari. Katanya dia tidak mau buang-buang waktu dan tenaganya setiap pagi untuk mikir baju apa yang akan dipakai. Satu lagi pendiri Facebook Mark Zuckerberg juga selalu kelihatan memakai baju itu-itu saja setiap hari, dan mobil yang kendarainya jauh dari kata mewah. Padahal keduanya memiliki uang yang melimpah dan masuk dalam kederetan orang terkaya di dunia.
Orang yang sudah menjalankan gaya hidup ini merasa semakin punya sedikit barang maka semakin bahagia hidupnya dengan mengomsumsi sesuatu secara sengaja dalam ukuran yang masuk akal sesuai kebutuhan secara fisik dan mental. Yang perlu diperhatikan bukan seberapa banyaknya barang, akan tetepi seberapa berkualitasnya suatu barang. Slogan yang terkenal dari konsep ini adalah less is more.
Sebenarnya pola hidup ini membantu untuk menguragi sifat konsumtif dan bisa dipakai untuk hak yang lebih penting investasi untuk masa depan, asuransi kesehatan, tabungan pensiun, dan lainnya.
Memang tidak salah membeli barang baru apalagi yang penting dan benar, namun ada hal yang harus diperhatikan. Jangan sampai berlebihan dan menyebabkan penumpukan barang. Agar tidak terjadi hal tersebut. Cobalah mulai menerapkan prinsip ‘mengganti barang’ bukan ‘menambah barang’. Maksudnya bagaimana?. Misalnya jika ingin membeli baju baru, maka baju yang jarang dipakai atau tidak dipakai lagi harus kamu singkirkan dari lemari, baik itu disedekahkan maupun di jual atau di berikan kepada orang yang lebih membutuhkan.
Ini membuat kita bertangungjawab terhadap barang-barang yang sudah dimiliki, dan kita akan berpikir dua kali ketika ingin membeli barang baru, karena harus memikirkan barang apa yang harus di keluarkan sebelum membeli barang baru, jadi membuat kita hanya membeli barang yang kita butuhkan saja dan juga dapat dipastikan bahwa barang tersebut terpakai bukan hanya menjadi pajangan.
Minimalism Lifestyle ini tidak terbatas pada barang saja, tetapi bisa di terapkan di segala aspek kehidupan. Dalam mengontrol elektronik misalnya. Ketika memilki sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, tetapi tidak dibuang. Contoh sederhananya, kumpulan hasil screenshot di Handphone kita pikir mungkin nanti akan terpakai, tapi kenyataannya jangankan untuk dipakai, dibuka lagi saja jarang. Yang terjadi malah membuat memori Handphone penuh. Yang sebenarnya kalau dihapus memori di Handphone akan memiliki space memori lebih banyak.
Istilah ini disebut decluttering. Simpelnya decluttering adalah memilah-milih barang mana yang masih di gunakan dan singkirkan yang tidak digunakan, dengan membersihkan tumpukan barang ini akan menambah ruang yang lebih luas untuk bergerak, jadi kita tidak terdistraksi dengan tumpukan barang yang ada. Karena yang menjadi concern minimalist lifestyle untuk dibersihkan, dialihfungsikan atau dihibahkan ke yang lebih membutuhkan.
Lalu bagaimana Islam menadang hal ini? Jauh sebelum adanya konsep Minimalism Lifestyle iniIslam sudah mengajarkan kita untuk tidak mubazir, membiasakan sedekah, disiplin, bersyukur dengan apa yang dimiliki. Minimalist lifestyle ini lebih dekat dengan konsep zuhud.
Dalam hal ini minimalism lifestyle memaknai bahwa kesederhaan akan membantu untuk mencapai kualitas hidup, memiliki kondisi finansial yang stabil, serta memiliki mental yang sehat, karena berlebihan terhadap apapun pasti tidak baik untuk kesehatan mental. Sedangkan Zuhud merupakan merasa puas dengan kebutuhan duniawi, membatasi keinginan untuk menimbun harta karena setiap barang yang kita miliki akan dimintai pertangungjawaban di akhirat. Maka orang-orang yang menjalankan konsep zuhud ini akan mengonsumsi sesuatu hanya sebatas yang dibutuhkan. Tujuan dari zuhud justru bukan mendapatkan manfaat duniawi melainkan menyiapkan bekal akhirat.
Konsep zuhud mengajarkan bahwa berlebih-lebihan merupakan sesuatu yang Allah larang. Sebaimana firman Allah SWT
إن المبذرين كانوا إخوان الشياطين وكان الشيطان لربه كفورا
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mubazir (berlebihan) itu adalah temanya saitan dan saitan itu ingkar pada Tuhanya.” (Q.S Al-Isra: 27)
Pernah suatu ketika Rasulullah SAW di datangi oleh seorang laki-laki dan menanyakan “wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu perbuatan yang jika aku lakukan, aku akan dicintai oleh Allah dan manusia. Rasulullah menjawab “zuhudlah pada dunia!, niscaya Allah akan mencintaimu. (HR. Ibnu Majah, 4102).
Jadi minimalism lifestyle dan Zuhud sama-sama memilki ciri khas yaitu mengusung gaya hidup sederhana dan tidak memiliki sesuatu yang berlebihan. Tapi harus dibedakan kedua konsep ini bukan mengajarkan kita pelit terhadap diri sendiri,bukan berarti kita tidak bisa membeli apa yang disukai. Bukan soal mahal atau murah, tapi tentang menyimpan apa yang esensial menurut kita dan membuang yang tidak esensial, bukan pula hidup dalam keterbatasan, tapi hidup dalam kesadaran. Sadar apa yang penting dan apa yang bernilai buat kita. Kalau dirasa tidak penting bahkan mungkin merugikan, maka singkirkan dan ganti dengan sesuatu yang lebih bermanfaat. Allahu A’lam