
Pada zaman Rasulullah SAW. sudah banyak kepemimpinan yang baik dan benar yang bisa kita contoh dan ambil sebagai salah satu pemikiran kita untuk menjadi pemimpin yang baik.
Beberapa saat setelah dilantik sebagai Khalifah menggantikan Rasulullah SAW, Sayyidina Abu Bakar ra. menyampaikan pidato kenegaraannya: “Saya telah dilantik menjadi pemimpin kalian, namun bukan berarti bahwa saya adalah orang yang terbaik diantara kalian. Maka kalau saya benar dalam menjalankan amanah ini, bantulah. Dan kalau salah, luruskanlah. Taatlah kepadaku selama diriku taat kepada Allah dalam urusan kalian, tetapi jika saya berbuat maksiat kepada-Nya maka tiada lagi kewajiban taat kepadaku. Seandainya kalian menyaksikanku dalam kebenaran maka ikutilah, tetapi jika kalian menyaksikanku telah menyimpang maka luruskanlah.”
Tradisi ini juga diikuti oleh penerusnya, Khalifah Umar bin Khattab ra, dalam cuplikan pidato kenegaraannya Ia mengatakan: “Saya tidak akan membingungkan kalian kecuali kalian mau berpartisipasi dalam amanah yang saya emban ini. Dan saya adalah salah seorang diantara kalian. Barangsiapa melihat penyimpangan dalam diriku, maka luruskanlah.”
Dua tokoh di atas adalah contoh model kepemimpinan yang selalu mendengar masukan dan aspirasi kelompoknya atau umatnya untuk saling mengingatkan jika mereka salah.
Kemudian timbul pertanyaan bagaimana cara kepemimpinan yang dapat dipakai untuk generasi kita yang ada sekarang ini atau yang biasa disebut Generasi Z?
Sebelum kita melanjutkan kepada pembahasan, sebaiknya kita tahu dan faham siapa sih Gen Z ini dan seperti apa mereka?
Generasi Z atau yang biasa disingkat dengan “Gen Z” Merupakan generasi yang lahir pada tahun 1997 – 2019. Mereka sering disebut dengan generasi digital native. Sejak kecil, mereka sudah terbiasa menggunakan internet, jaringan sosial dan gawai. Hal tersebut menghasilkan generasi yang sangat piawai dalam mengumpulkan referensi dari berbagai sumber dan generasi yang dapat mengintegrasikan berbagai pengalaman dan harapan yang sangat unik mengenai karir, tempat kerja dan leadership.
Gen Z ini unik karena mereka erotis dengan pengetahuan mereka yang sangat kritis tetapi bukan hanya kritis asal bicara tetapi mereka melakukan riset dan banyak membaca, dengan didukung media yang bisa diakses dengan mudah, seperti quotes yang mereka jadikan patokan untuk melakukan sesuatu atau sebuah pemikirian sehingga mereka di sebut generasi mental health.
Untuk Gen Z Ini, banyak sekali pada zaman sekarang kepemimpinan yang bisa dijadikan patokan untuk menjadi pemimpin yang baik dalam keluarga, kelompok ataupun lingkungan mereka. Sebagai contoh cara memimpin dalam sebuah tempat kerja, leadership sangat dibutuhkan dalam memilih tempat bekerja.
Gen Z sangat menaruh perhatian terhadap kebudayaan suatu perusahaan. Mereka akan sangat mempertimbangkan kecocokan mereka dengan budaya tempat mereka bekerja. Kebanyakan Gen Z menginginkan tempat kerja yang memberikan mereka kebebasan serta fleksibilitas namun disaat yang bersamaan juga menganggap mereka bukan hanya sekedar angka, tapi sebagai sesuatu yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk perusahaan.
Maka dari itu, Gen Z akan sangat menghargai jika pemimpin mereka dapat menjadi seorang mentor dibandingkan bos. Gen Z menganggap kalau sikap positif merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki oleh pemimpin mereka. Gen Z menyukai pemimpin yang menjadi komunikator yang kuat dan efektif, dapat mendorong budaya yang positif dan inklusif, memperlihatkan level emotional intelligence tinggi, serta dapat memberikan bimbingan berkelanjutan.
Beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memimpin Gen Z di tempat kerja, Diantaranya:
Pertama, Luangkan Waktu Untuk Mengenal Mereka.
Gen Z merupakan generasi yang sangat mementingkan identitas diri mereka. Mereka akan sangat menyukai apabila pemimpin mereka dapat mengenali mereka juga. Mulai terapkan one on one meeting untuk mendengarkan aspirasi dan juga memberikan feedback untuk mereka. Karena mereka menyukai arah yang jelas dari karir mereka, beri mereka gambaran terkait dengan propsek finansial, karir serta pertumbuhan mereka.
Kedua, Berkomunikasi Secara To the Point.
Sebagai generasi pertama dari digital natives, Gen Z sangat terbiasa dengan informasi yang tersedia secara cepat. Hal ini menyebabkan mereka memiliki rentan perhatian yang singkat. Maka dari itu, ketika berkomunikasi dengan Gen Z, usahakan langsung ke inti pembicaraan.
Selain itu, hal yang juga menarik adalah dalam suatu penelitian ditemukan bahwa Gen Z lebih menyukai jika komunikasi dilakukan melalui pesan teks dibandingkan berbicara. Maka dari itu, menggunakan aplikasi yang dapat memudahkan pertukaran teks merupakan suatu hal yang penting untuk Gen Z.
Ketiga, Memberi Kesempatan Untuk Berkembang.
Gen Z sangat menghargai perkembangan diri mereka, baik secara karir maupun personal. Berilah wadah untuk mereka mempelajari hal-hal baru dan jangan batasi pertumbuhan mereka. Anda bisa memberikan mereka tanggung jawab yang lebih besar dan membiarkan mereka belajar dari pengalaman mereka tersebut. Hal ini tentu saja harus tetap dalam pengawasan Anda serta harus diikuti dengan feedback secara berkala.
Keempat, Memberi Apresiasi.
Cara yang terbukti efektif untuk memotivasi Gen Z adalah dengan menunjukkan kepada mereka bahwa pekerjaan mereka bermakna dan memiliki tujuan. Sebagai pemimpin, Anda harus tetap mengarahkan dan terus mengingatkan kepada Gen Z bahwa pekerjaan yang mereka lakukan merupakan sesuatu yang bermakna dan membawa dampak besar, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan apresiasi kepada mereka.
Kelima, Terapkan Learning by Doing.
Memiliki akses terhadap berbagai macam gawai serta kepiawaian mereka dalam menggunakan internet, Gen Z memiliki cara menyelesaikan masalah sendiri. Mereka cenderung akan bergantung terhadap web untuk mencari solusi atas permasalahan yang mereka hadapi.
Maka dari itu, sebagai pemimpin Anda harus menciptakan pendekatan yang dapat memfasilitasi Gen Z untuk dapat menggunakan kemampuan mereka tersebut, dengan menerapkan pembelajaran mandiri dan membiarkan mereka belajar dari kesalahan dibandingkan dengan membekali mereka dengan berbagai macam teori.
Kesimpulannya:
Sebagai seorang pemimpin, selain harus memahami cara mengatur tim Anda, Anda juga harus memahami karakteristik unik dari masing-masing individu dalam tim. Saat ini, mungkin Anda memiliki setidaknya satu Gen Z dalam tim. Gen Z merupakan generasi yang akan mendominasi pasar tenaga kerja dalam beberapa tahun ke depan.
Untuk menjadi pemimpin yang diharapkan Gen Z, Anda bisa mulai menjadi seseorang yang dapat berkomunikasi secara to the point, dapat mengapresiasi mereka, dan menerapkan learning by doing.
Dan jadilah pemimpin yang mau memimpin dan mau dipimpin.
Oleh: Ardian Saputra.