PPI TUNISIA

Refleksi Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-78 Tahun: Pemuda Mampu berikan Pengaruh Positif

Sebagai pemuda dan pemudi Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu untuk merefleksikan dan mengingat kembali bagaimana pejuang kemerdekaan memperjuangkan hak-hak bangsa dari para penjajah.

Ada adagium Arab yang berbunyi laqod ghorosa man qoblana faakalna wa naghrisu nahnu liyakula man badana. Yang artinya, telah ada sosok yang menanam benih kesejahteraan sehingga sosok berikutnya menikmati kesejahteraan itu, dan menampilkan sosok berikutnya dengan menanam benih kesejahteraan itu secara rahasia, guna kesejahteraan itu terus teralirkan dan dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya.

Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia, ia dilahirkan dari nasab orang tuanya yang memiliki sejarah dalam pembentukan Nusantara. Ibunya memiliki nasab yang terhubung pada Kerajaan Singasari Sedangkan, ayahnya memiliki nasab yang terhubung pada Kerajaan Kediri.

Soekarno dilahirkan ketika fajar menyingsing. Wilayah yang sekarang dikenal Jawa sangat mempercayai hal-hal utopis dan mereka mengatakan bahwa orang-orang yang dilahirkan pada waktu ini, kelak akan membawa sinar yang cerah layaknya fajar menyingsing yang merupakan batas dari perubahan gelap menuju terang .

Berbagai intervensi yang dilakukan oleh penjajah, menjadi salah satu faktor kehancuran nasab ayah dan ibunya, sehingga Soekarno kecil dibesarkan dalam keadaan yang mencekik. Ayah ibunya terus memberikan pendidikan hidup serta hal-hal keintelektualan, guna Soekarno kecil membawa penerangan pada keluarganya yang terhubung nasabnya pada kerajaan pemersatu di wilayah Nusantara dan mencerahkan Nusantara itu sendiri.

Karenanya, Soekarno merasa geram pada penjajah karena menurutnya penjajahan adalah komplotan yang bertolak belakang dengan kemanusiaan. Hingga akhirnya, dengan segala tekad yang dimilikinya, Soekarno memberanikan diri untuk melawan penjajah dan menjadi tokoh terdepan dalam kemerdekaan wilayah yang sekarang dikenal Indonesia.

Peristiwa kemerdekaan Republik Indonesia memanglah sangat kompleks, tetapi yang perlu kita ambil adalah semangat Bung Karno dalam menuntut kemerdekaan. Sehingga terpenuhinya hak-hak kemanusiaan, keadilan, dan kesejahteraan. Juga, bekal yang dimiliki Bung Karno bukanlah main-main, berbagai perjuangan orang tuanya dan kegigihannya dalam belajar, sehingga ia mampu menjawab tantangan yang dulu dipersoalkan oleh bangsa Indonesia.

Pemikiran Soekarno ketika ia masih ber-usia muda pun, sangatlah monumental. Dan itu pun terbukti ketika ia menulis sebuah magnum opusnya tentang Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme, yang semuanya merupakan salah satu unsur heterogenitas dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sangatlah hebat bagi seseorang di masa mudanya yang memiliki pikiran tentang kebangsaan.

Karakter Bung Karno patutlah dijadikan salah satu uswah al-hasanah, khususnya kepada para pemuda dan pemudi Indonesia dan umumnya bagi seluruh rakyat Indonesia. Gaungan Bung Karno yang sangat masyhur tentang pemuda, yaitu ”Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Memiliki makna interpretasi yang mendalam, yaitu dimana seorang pemuda saja mampu memberikan pengaruh besar untuk dunia, ketika ia memiliki militansi yang kuat untuk berkemajuan.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi juga mengatakan bahwa masa muda adalah masa keemasan. Bahkan, kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, kalangan pemuda pun sangatlah masif dalam peran kemerdekaan. Dimana mereka sangat mendesak dan mendukung Bung Karno untuk memproklamasikan Indonesia, hal ini terbukti dalam peristiwa Rengasdengklok.

Kesimpulannya adalah kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78, perlu adanya revitalisasi semangat militan para pemuda Indonesia agar memiliki karakter yang semangat berkemajuaan dan kebangsaan layaknya Bung Karno dulu. Apalagi Indonesia memiliki cita-cita Indonesia Emas 2045 , harus sadar bagi kalangan pemuda untuk ikut andil dalam mengemaskan Indonesia, karena pemuda-pemuda inilah yang akan memimpin Negara Indonesia kelak. Kepemimpinan estafet memiliki sifat yang alami. Maka dari itu, pertandingan setiap individu agar mempersiapkan diri sebelum diestafetkan kepemimpinan kelak.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *