PPI TUNISIA

Simposium Kawasan: Mahasiswa Menjadi Penggerak Gagasan Moderasi Beragama

Realitanya, menjadi mahasiswa bukan hanya soal kebanggaan, tapi juga tantangan untuk mempertanggungjawabkan gelar itu. Mahasiswa adalah calon intelektual dan cendekiawan muda yang kehadirannya diharapkan dapat ikut andil memajukan Indonesia melalui pemikirannya.

Tantangan global dan persaingan yang semakin ketat di sini akan membuka pikiran setiap siswa untuk menghadapinya. Mahasiswa juga selalu di anggap sebagai penerus harapan bangsa, karena dipundaknya masa depan suatu bangsa di tentukan olehnya.

Moderasi beragama yang saat ini gencar digaungkan di Indonesia, dimana pencetus gagasan adalah Lukman Hakim Saifuddin yang merupakan menteri agama RI, menjadi penggerak baru bagi mahasiswa untuk ikut andil dalam mangambil peran menuju perubahan ke arah yang lebih baik.

Salah satu upaya yang di tunjukkan oleh mahasiswa Indonesia yang berada di kawasan Timur Tengah adalah dengan adanya simposium tahun ini yang akan di laksanakan 3 hari mendatang, dengan tema “Poros Global Moderasi Beragama di Indonesia dan Timur Tengah” dimana PPI Timur Tengah dan Afrika siap menjadi penguat gagasan moderasi beragama.

Dengan mengusung tema ini adalah sebuah wacana dalam bentuk pendekatan yang bersifat ide dan gagasan, dengan konsep sebagaimana yang telah dirumuskan oleh para kyai NU yakni, tasawuth yang artinya mengambil jalan tengah, tawazun yaitu menjunjung tinggi keadilan, I’tidal yaitu lurus dan tegas kemudian yang terakhir tasamuh atau toleran.

Moderasi beragama sejatinya adalah menciptakan insan-insan yang memahami agama secara toleran, mendalam, dan mengekspresikannya dengan cara yang baik. Sebab agama tentu tidak dapat dimoderasikan karena sudah menjadi ketetapan dari Tuhan, tetapi kita memoderasikan cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang kita peluk sesuai dengan kondisi dan situasi sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran agama.

Dalam lingkup ini, mahasiswa harus menjadi awal penggerak gagasan moderasi beragama yang merupakan sebuah wacana besar bagi negara Indonesia. Sebagai mahasiswa adalah salah satu harapan untuk melanjutkan estafet generasi satu bangsa dimana bangsa sangat membutuhkan lulusan mahasiswa yang memiliki keterampilan dan kemampuan social control yang baik bagi masyarakatnya terutama bagi negara.

Nuril Najmi Kamilia, Mahasiswi Universitas Az-Zaitunah Tunisia

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *