PPI TUNISIA

Keanekaragaman Peradaban Negara Tunisia

Tidak hanya keunikan-keunikan yang ia miliki. Namun, sejarah, peninggalan dan peradaban Tunisia yang beranekaragam dan mempunyai khas tersendiri. Tak heran, jika Tunisia menjadi negara yang kaya akan peradaban.

Monumen-monumen yang tersebar di berbagai kota menjadi incaran para wisatawan manca negara. Baik dari segi budaya, agama, arsiktektur dan lain sebagainya.

Bermula, dari tembok dan gerbang yang mengelilingi sebagian kota ini. Sejak abad 2 H/ 8 M hingga abad 13 H/ 17 M tembok ini hadir, yang mana berfungsi melindungi kota dari serangan musuh. Di setiap penjuru tembok, dibangun gerbang-gerbang atau biasa disebut bab-bab yang kokoh untuk akses keluar masuk kota. Pembangunan ini menghasilkan sebanyak 17 bab.

Namun seiring berjalannya waktu, gerbang-gerbang itu dihancurkan pada tahun 1357 H/1938 M. Penghancuran tersebut dilakukan dengan dalih untuk memperluas wilayah, perbaikan sirkulasi udara penduduk dan lain-lain. Hingga akhirnya, kita hanya bisa melihat  5 gerbang atau bab saja, yaitu Bab Bahr, Bab al-Jadid, Bab Sa’dun, Bab al-Khadhra dan Bab al-‘Asal.

Keunikan lainnya, berupa penataan tata letak pasar yang begitu spektakuler. Yang mana, pasar yang tidak menyebabkan kebisingan, kerusakan ataupun bau tak sedap di pusatkan di kota dan berdekatan dengan Jami’ al-Zaitunah. Sedangkan pasar yang menyebabkan kebisingan, bau tak sedap di tempatkan jauh dari masjid agung al-Zaitunah. Begitu indah di setiap penjurunya.

Hal menarik lainnya, yaitu sejarah mazhab yang mengikatnya. Bermula, mazhab yang berkembang di Tunisia adalah mazhab orang-orang Kufah (al-Kufiyun) yang lebih condong kepada mazhab Hanafi. Kemudian, setelah Imam ‘Ali bin Ziyad (183 H/799 M) kembali dari berguru kepada Imam Malik bin Anas. Ia mulai menyebarkannya, yang mana ibu kota masih terletak di Kairoan.

Sejak saat itu, banyak masyarakat yang berguru langsung kepada Imam Maliki di Madinah dan kembali untuk menyebarkannya. Hingga pada saat Turki Utsmani memasuki Tunis (981 H) mazhab Hanafi berkembang pesat. Jika kita amati, eksistensi kedua mazhab ini saling bertukar, tidak dapat dinilai sebagai pesaingan.

Keharmonisan yang dimiliki kedua mazhab ini, dapat kita lihat dalam sistem pembelajaran di Jami’ al-Zaitunah pada saat itu yang menjadi pusat pengembangan ajaran Islam. Kurikulum memuat 30 mata pelajaran, di mana setengah pembelajaran Imam Hanafi dan setengah Imam Maliki. Namun seiring berjalannya waktu, kini mazhab yang tetap eksis dan resmi yaitu mazhab Imam Maliki.

Keistimewaan lainnya, berupa arsitektuk Jami’ yang dimiliki. Perbedaan yang identik pada setiap Jami’  menjadikan ciri khasnya tersendiri. Seperti halnya, menara pada Jami’ Hawa yang berbentuk segi empat yang menandakan ciri khas mazhab Malik dan menara Jami Yusuf Dey yang berbentuk segi delapan, yang menandakan ciri khas mazhab Hanafi.

Tak hanya itu, dari segi ornamen pun mazhab Maliki terkenal akan kesederhaannya dan mazhab Hanafi terkenal akan kemegahan ornamen yang dimilikinya. Tak luput dari itu, sebanyak sembilan belas Jami’ memiliki keistimewaan dan sejarahnya tersendiri. Di mana, dua belas di antaranya bermazhab Maliki dan tujuh diantaranya bermazhab Hanafi.

Seperti halnya, Jami’ al-Zaitunnah yang kaya akan prasastinya. Tak hanya kaya, namun mengandung beranekamacam sejarah. Beberapa diantaranya menyatakan bahwa, Jami’ ini pertama kali dibangun oleh Hassan bin Nu’man yaitu orang pertama yang membangun Tunis pada tahun 86 H/ 705 M. Pendapat kedua mengatakan Jami’ ini didirikan oleh Ubaidillah bin al-Habhab pada tahun 116 H/734M.

Sebagian pakar sejarah pun, ikut mengkolaborisakan dua pendapat ini, dan mengatakan bahwa pendiri pertama yaitu Hassan bin Nu’man. Namun, bangunan Jami’ masih sangat sederhana dan rapuh. Lalu, Ubaidillah bin al-Habhab membangunnya kembali sehingga menjadi Jami’ yang kokoh. Nah, itu merupakan salah satu sejarah yang menarik untuk di amati.

Dan masih banyak lagi, maka tak heran penduduk Tunisia menerima sebuah perbedaan yang beragam di negeri ini. Karena sejarah mengajarkan kita untuk saling memahami.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *