PPI TUNISIA

mongol dan dominasinya di dunia

Mengutip dari perkataan Albert Lin seorang ilmuwan di kanal Youtube National Geographic “Anda mungkin tidak menyadari bahwa sekitar satu dari dua ratus laki-laki di dunia, secara genetik terhubung ke Gengis Khan.’’ Kalau ditarik kembali sejarah runtuhnya Dinasti Abbasiyah yang menjadi peristiwa paling memilukan dalam sejarah islam dan Bangsa Mongol tercatat dalam sejarah islam sebagai penghancur peradaban islam, ini dapat menjadi bukti betapa kuatnya Bangsa Mongol pada saat itu.

Sebelum menjadi peradaban yang megah, awal dari peradaban ini bermula dari para suku-suku nomaden yang kesehariannya sebagai penggembala yang menyebar di padang rumput Asia Tengah yang berbarengan para suku-suku penggembala Turki. Orang-orang Mongol berasal dari Gurun Gobi di ujung utara Negeri Tiongkok.

Mereka adalah para suku-suku penggembala, maka hidup mereka sangat terpengaruhi oleh kondisi alam dan juga iklim. Mereka akan berpindah tempat jika musim berubah. Bangsa Mongol hidup dalam kelompok-kelompok kecil, dengan tempat tinggal yang berbentuk tenda-tenda, yang bisa sewaktu-waktu bisa dibongkar kalau harus berpindah tempat. Di sekitar abad 12, suku-suku di Asia Tengah memang dikenal sebagai suku-suku yang suka berperang untuk menunjukkan dominasinya. Prof. Peter Golden seorang sejarawan dari Universitas Rutgers mengatakan “ini adalah orang barbar yang berbau busuk, dari sudut pandang mereka dengan kebiasaan mengamuk. Para tentaranya tak pernah mandi, tak pernah mencuci pakaian mereka, dan membersihkan piring mereka dengan cara wanitanya menjilat piring sampai kering”.

Suatu peradaban tidak muncul jika tidak ada fanatisme, dimulai dengan seorang anak dari pemimpin salah satu suku, namanya adalah Temujin atau terkenal dengan Gengis Khan anak dari Yesugei. Yesugei mati diracun oleh suku rivalnya, dan membuat keluarga Temujin menjadi sengsara. Bahkan menurut Britanica, Temujin sampai diperbudak oleh suku lainnya. Pada akhirnya, Temujin mengumpulkan suku-suku yang ingin diajak bergabung untuk menjadi aliansi dan saling bekerja sama, dan menantang suku-suku yang enggan berkongsi dengan aliansinya dan berhasil memaksa untuk berkongsi dengan aliansinya. Dan ini terus ia lakukan sampai pada puncaknya, ia diangkat menjadi pimpinan umum Mongol pada tahun 1206 dan era Kekaisaran Mongol resmi dimulai.

Pada dasarnya mereka adalah bangsa yang liar dan badui. Mereka lebih mampu meraih kekuasaan dibanding yang lain. Hal ini sebagaimana yang di ungkapkan oleh Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimahnya “ bangsa-bangsa liar lebih mampu meraih kekuasaan dibanding yang lain”. Hal ini sejalan dengan fakta sejarah bahwasanya Peradaban Mongol mempertegas eksistensi mereka dengan memperluas wilayah kekuasaan, dengan relatif sangat cepat bahkan setelah Gengis Khan meninggal. Penaklukan-penaklukan dimulai dengan penaklukan Dinasti Xia Barat di Cina Utara, Kerajaan Khawarezmia di Persia. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Budaya Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad ke-13 dan 14.

Penyebab Mongol bisa bersatu

Setelah Gengis Khan berhasil mempersatukan suku-suku menjadi aliansi, Gengis Khan membuat beberapa kebijakan yang menurut Prof. Brode Bridge yang menjadi kunci bersatunya Mongol, yaitu mengubah tradisi lama soal promosi militer yang awalnya berdasarkan keturunan menjadi berdasarkan prestasi. Mereka yang posisinya sedang dipromosikan, akan mendapat keuntungan, yaitu mendapat harta rampasan perang yang lebih banyak. Hal ini menyebabkan orang-orang termotivasi untuk menjadi lebih baik di bidang militer, yang menjadi elemen penting dalam Bangsa Mongol.

Pencampuran pasukan suku musuh yang dikalahkan, kedalam pasukan musuh yang lain, yaitu ketika pasukan Gengis Khan sudah menaklukan suatu suku, ia memisahkan pasukan suku yang ditaklukan dari asal sukunya, dan menggabungkannya ke dalam suku yang lain. Hal ini bertujuan untuk mencegah pasukan musuh yang baru ditaklukan, berusaha menghimpun kekuatan untuk menyerangnya balik.

Lambat laun sejalan dengan waktu, Mongol menjadi besar dan menggurita di seluruh dunia, bahkan setelah Gengis Khan meninggal, Mongol terbagi menjadi beberapa kekaisaran, yaitu Kekaisaran Dinasti Yuan (Cina) di bawah kepemimpinan Kubilai Khan, Ilkanat (Persia) di bawah kepemimpinan Hulagu Khan, Chagatai Khanat (Asia Tengah), dan Golden Horde (Rusia).
Walaupun dengan streotipe kebengisannya, Mongol adalah bangsa yang mencitai dan menghargai seniman, ilmuwan dan engineer. Mereka menyebarkan para seniman, ilmuwan, engineer ke seluruh penjuru Mongol untuk belajar dan mengamalkan ilmu mereka yang telah dipelajari. Hal ini, Mongol mendapatkan keuntungan dari ilmu pengetahuan yang telah didapatkan untuk kemajuan peradabannya.

Suatu peradaban akan mencapai ujungnya, dari sekian lamanya berkuasa di dunia, dan mendominasi dunia pada saat itu, akhirnya Mongol ini runtuh. Runtuhnya Mongol disebabkan oleh perselisihan dan perpecahan yang menjadi penyebab utama keruntuhan peradaban ini. Hal ini menjadi suatu pelajaran untuk selalu menghindari perselisihan dan perpecahan agar tidak hancur peradaban kita.

Hadi Wijaya, Mahasiswa Universitas Az-zaitunah Tunisia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *