Tanggal 16 Maret merupakan perayaan tahunan sejak tahun 1996, yang mana pada tanggal tersebut warga Tunisia mengenakan pakaian tradisional di institusi publik seperti sekolah, institut dan universitas, untuk merayakan pakaian tradisional mereka. Layaknya Indonesia yang mempunyai banyak keragaman pakaian adat tradisional di setiap daerahnya, begitupun negara Tunisia.
Setiap daerah mempunyai ciri khas dan kapan waktu digunakannya pakaian tersebut, Pada kesempatan ini Tunisia berupaya memperkenalkan identitasnya, mempromosikan pariwisata, memulihkan rasa hormat terhadap pakaian tradisional, dan mendorong investasi di bidang industri tradisional. Gaun Tunisia yang otentik dibedakan dari keragaman dan kekayaannya yangberbeda dari satu sisi ke sisi lainnya. Para designer dan juga tailor telah berkontribusi seiring berkembangnya zaman, karena pengrajin Tunisia mampu melestarikan kekhasan leluhur mereka.
Mahasiswa Indonesia, khususnya yang berkuliah di Universitas Az Zaytunah mewakili kampus dan juga bekerja sama dengan KBRI Tunis berpartisipasi dalam meramaikan hari tersebut. 5 pasang pakaian adat Indonesia dikenakan, seperti: Nangroe Aceh Darussalam, Padang, Solo, Kebaya, Sumatera Utara dan juga Kalimantan. Acara ini bisadisebut sebagai karnaval, karena dimeriahkan dengan berjalan kaki dari sekolah, institut atau universitas menuju pusat acara. Rute perjalanan dimulai dari depan gedung kampus Ushulludin Az Zaytunah yang kemudian berjalan melalui Bab Manar, lalu Suq Medina dan kemudian sampai di pusat kota Tunis yang mana menjadi destinasi tujuan acara.

Tepat di depan patung Ibnu Khaldun atau di samping gereja Catedral, seluruh warga Tunisia merayakannya dengan berkumpul sembari menyanyikan lagu kebangsaan yang berjudul حماة الحمى (Humat al-Hima). Sebagai salah satu bentuk memperkenalkan budaya Indonesia dengan mengenakan baju adat tradisional, dinilai sebagai momentum yang tepat karena sekaligus bertepatan dengan Hari Nasional pakaian Tradisional.
Paduan warna-warni, aksesoris yang unik dan mencolok menarik dan memukau ratusan atau bahkan ribuan warga Tunisia yang ikut serta memeriahkan hari tersebut. Eksistensi Mahasiswa Indonesia yang didukung penuh oleh KBRI Tunis adalah wujud mempromosikan budaya Indonesia dalam kanca Internasional, yang mana tidak dipungkiri para pejabat tinggi negara Tunis pun ikut serta memeriahkan, dan juga banyak media televisi yang meminta sebagian mahasiswa Indonesia yang mengenakan pakaian adat untuk melakukan sesi tanya jawab seputar pakaian yang dikenakannya. Dan tidak sedikit pula warga Tunisia yang meminta swafoto bersama.
Artikel Terbaru