Sebagaimana waktu yang terus berputar dan generasi yang silih berganti, Islam telah mengalami kemajuan dan kemunduran dalam berbagai perspektif, baik dalam menguasai dunia, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan yang lainnya. Pada zaman Rasulullah dan para sahabatnya, Islam telah banyak melakukan penaklukan di berbagai pejuru dunia, bahkan pada zaman Khulafaur-Rasyidin dan beberapa Dinasti Umayyah, Islam sempat menguasai sepertiga dunia.
Afrika Utara, persia, sebagian Eropa, sebagian Asia tengah, dan masih banyak lagi pejuru dunia yang telah menjadi kekuasaan Islam, maka dalam waktu yang cukup lama umat Islam dikala itu menjadi umat yang makmur dan sentosa seperti hal nya pada masa Umar bin Abdul Aziz yang dimana di masa beliau umat Muslim sempat kebingungan dalam memberikan harta Zakat nya kepada siapa, karena dimasa beliau umat Islam sangatlah kaya dan berjaya, baik dalam aspek moral ataupun material. Pada abad ke-8 M hingga abad ke-14 M atau tepat nya pada masa dinasti Abbasiyah, Islam mengalami masa keemasan nya yang dalam bahasa Arab disebut dengan عصر الذهبي للإسلام .
Pada masa ini Islam mencapai puncak kejayaan yang sangat pesat dalam berbagai aspek, terlebih dalam bidang ilmu pengetahuan. Di masa ini lahir para pakar dari berbagai cabang keilmuan, seperti Ar-Razi yang merupakan pakar kedokteran dan falsafat, Ibnu Sina’ yang terkenal dengan julukan nya yaitu bapak kedokteran, Al-Farabi sang pakar filsafat politik, Al-Khawarizmi sebagai pakar matematika, astronomi dan astrologi, serta pencetus teori Al-Jabar sehingga beliau disebut sebagai bapak Al-Jabar, dan masih banyak lagi Ulama yang bersinar di masa keemasan Islam ini. (sotor.com; العصور الذهبية للإسلام)
Jika kita bandingkan Islam pada masa tersebut dengan Islam pada masa sekarang sangat berbeda bukan?, karena Umat Islam pada masa sekarang telah mengalami banyak keterbelakangan dalam berbagai aspek, terlebih dalam memimpin dunia. Mengapa hal ini bisa terjadi, apakah disebabkan oleh Islam yang berubah dari masa ke masa?, jawabannya adalah tentu tidak sama sekali, Islam adalah satu-satu nya agama disisi Allah, Islam tidak akan pernah berubah sampai hari akhir kelak, ajaran nya akan selalu sejalan dengan akal manusia, akan selalu selaras dengan keberlangsungan kehidupan di dunia ini, Ibnu al-Qoyyim al jauzi mengatakan bahwasannya Allah tidak akan mensyari’atkan sesuatu yang bertentangan dengan akal (Ibn al-Qoyyim al-Jauzi, I’lam Al-Muwaqqi’in ).
Dari sini kita mengetahui bahwa kemunduran Islam dimasa sekarang bukanlah dikarenakan Islam nya, akan tetapi dikarenakan oleh umat Islam itu sendiri, sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad Abduh dalam perkataan nya yang sangat terkenal yaitu “الإسلام محجوب بالمسلمين” –Islam tertutup oleh umat Islam itu sendiri, maksudnya adalah cahaya Islam tertutup oleh perilaku umat Islam yang tidak mencerminkan Islam.
Lantas apakah faktor yang membuat Umat Islam mundur dalam memimpin dunia ini? Ulama sekaligus Sejarawan Muslim asal Libya, Syaikh Ali Muhammad Shallabi (1953 M) telah merangkum dan menjelaskan dalam Muqaddimah nya dalam kitab “السيرة النبوية”, beliau berpendapat dan berkeyakinan bahwasannya untuk mengkokohkan dan mengembalikan keagungan serta kemuliaan umat Islam dapat direalisasikan dengan mengikuti semua petunjuk dan ajaran Nabi صلى الله عليه و سلم, Allah berfirman: “قُلْ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ ۖ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُم مَّا حُمِّلْتُمْ ۖ وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا۟ ۚ وَمَا عَلَى ٱلرَّسُولِ إِلَّا ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِين”. (النور:54). Yang berarti: “Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”. (https://tafsirweb.com/6182-quran-surat-an-nur-ayat-54.html)
Dari ayat yang agung ini telah terpapar dengan jelas bahwasannya merupakan kewajiban umat Islam untuk mematuhi Allah dan Rasulnya, karena dengan itu kita akan mendapatkan petunjuk dari Allah, dan dengan petunjuk itu umat akan mendapatkan kekokohan dan kemuliaan umat itu sendiri. Lantas bagaimanakah cara untuk mengikuti Nabi dengan sebenar-benarnya?
Bahwasannya al-qur’an telah menjelaskan tentang Tamkin (pengkokohan) dalam mengikuti Nabi, dan juga terkandung didalam nya syarat syarat tamkin ( pengkokohan) itu sendiri pada 2 ayat setelah nya Allah berfirman:
“وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ• وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ”
yang berarti: “Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (An-nur 55-56) (https://tafsirweb.com/6184-quran-surat-an-nur-ayat-56.html).
Dalam dua ayat ini Allah memberitahu syarat-syarat tamkin (pengkokohan), yaitu:
- Beriman kepada Allah, menyembahnya dengan sebenar-benar nya penyembahan, serta mengerjakan amal-amal shaleh.
- Membasmi dan memerangi kesyirikan dengan segala macam dan bentuk nya.
- Mendirikan Shalat, menunaikan Zakat, serta mentaati Nabi. (Islamway.net:تذكير المؤمنين بآيات التمكين) .
Dahulu, Rasulullah dan para sahabat nya melaksanakan semua prinsip itu, mereka beriman dengan sebenar-benarnya iman, melakukan kebaikan dan seluruh amal2 sholeh, mereka memerangi segala kesyirikan, kemudian mereka mengambil dasar-dasar dan alasan-alasan tamkin (pengokohan) yang berupa materil dan moral baik di kalangan individu ataupun kelompok, sehingga dengan itu mereka bisa membangun negara islam di Madinah yg kemudian menyebarkan nya ke seluruh manusia dan pejuru dunia. Kemudian Ali Muhammad Shallabi menyebutkan penyebab daripada kemunduran umat Islam sekarang dalam memimpin dunia tidak lain yaitu karena umat Islam melupakan Risalah Nabi dan para sahabatnya yang kemudian menyeleweng dari kedudukan Risalah tersebut, juga penyebab daripada kemunduran umat Islam yaitu mereka menganggap remeh Sunnah Ilahi dan mereka menganggap bahwasannya Tamkin (pengokohan) dapat direalisasikan hanya dengan mimpi dan angan-angan.
Inti yang dapat dipetik dari pemaparan diatas sebagaimana perkataan Ali Muhammad Shallabi adalah bahwasannya umat Islam sudah sepatutnya mengikuti semua jalan dan ajaran Nabi dalam membina umat dan membangun Negara ataupun dalam segala aspek didalam kehidupan ini, karena beliau lah sosok yang paling pantas untuk diteladani, beliau telah memberi teladan dalam segala aspek kehidupan dengan sempurna, barang siapa yang mengikuti semua petunjuk nya niscaya akan sukses, selamat, dan sejahtera di dunia dan di akhirat.