Ole777

OLE777 Login

PPI TUNISIA

Seni Menenangkan Jiwa: Berhias diri dengan Daily Sunnah

Setiap jiwa yang bernyawa, pasti menginginkan sebuah ketenangan dan ketentraman dalam hidup. Berbagai cara rela dilakukan dan diusahakan demi terwujudnya sebuah hidup yang ideal. Semua ditekuni dan diusahakan secara maksimal. Mulai dari aspek ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.

Tahukah kamu, bahwa Allah telah memberikan sebuah tips yang sangat sederhana bagi seluruh umat manusia yang menginginkan ketentraman jiwa? Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam Alquran,
اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
“Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (Q.S. Arra’ad: 28)

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan Dzikrullah tersebut? Apakah hanya sebatas mengucapkan dzikir-dzikir atau membaca Alquran saja?

Di dalam Tafsir Al muyassar disebutkan bahwa, makna dari Dzikrullah adalah segala sesuatu yang mencakup seluruh ibadah dalam rangka mengingat Allah subhanahu wata’ala. Ibadah-ibadah itu dapat berupa amalan Qauliyyah yang berbentuk ucapan dan pelafalan atau Fi’liyyah yang berbentuk sebuah kegiatan jasmani.

Ibadah-ibadah tersebut tentunya sudah pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam sebagai role model terbaik umat Islam, dalam kehidupannya sehari-hari. Kemudian, sahabat-sahabat beliau juga mencontoh dan meniru segala bentuk ibadah yang telah beliau contohkan. Hal-hal inilah yang kita kenal dengan Sunnah Nabawiyah.

Dengan harapan membantu para pembaca dalam memanajemen hati demi mendapatkan ketenangan lahir dan batin, berikut kami sajikan sunah-sunah harian yang dapat kita lakukan secara rutin, beserta hadits-hadits yang menunjukkan keabsahannya.

1. Memulai segala sesuatu dengan basmalah

Hati dan jiwa kita akan senantiasa merasa tenang dan nyaman, apabila kita selalu berusaha mencari keberkahan dalam hidup. Diantara cara untuk mendapat keberkahan adalah memulai segala sesuatu yang baik dengan melafalkan, Al basmalah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِـ : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ

“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus berkahnya.” (HR. Al-Khatib dalam Al-Jami’, dari jalur Ar-Rahawai dalam Al-Arba’in, As-Subki dalam tabaqathnya)

2. Membaca dzikir pagi petang

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut Nama) Allah dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” [Q.S. Al-Ahzab: 41-42].

3. Membaca doa-doa dan dzikir-dzikir yang disunnahkan setiap akan melakukan sesuatu

Keberkahan akan senantiasa menghiasi diri setiap hamba apabila ia selalu mengingat dan berdzikir kepada Allah. Islam sendiri, telah mengajarkan doa-doa dan dzikir-dzikir untuk dibaca sebelum atau sesudah melakukan sebuah kegiatan. Seperti, doa bangun tidur, doa sebelum makan, doa keluar dan masuk kamar kecil, doa saat bercermin dan masih banyak lagi.
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

“Wahai Ghulam (“Nak”), sebutlah nama Allah (bacalah doa), dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” (HR. Bukhari, no. 5376 dan Muslim, no. 2022).

4. Shalat berjamaah di masjid bagi laki-laki

Ulama berselisih pendapat akan wajib atau tidaknya menegakkan shalat lima waktu secara berjamaah di masjid. Namun, mayoritas ulama mengatakan bahwa shalat berjamaah di masjid hukumnya wajib bagi setiap laki-laki muslim yang telah baligh.

Terlepas dari perselisihan tersebut, menegakkan shalat secara berjamaah di masjid memiliki keutamaan yang besar. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda,

صلاةُ الجَمَاعَة أَفضَلُ من صَلاَة الفَذِّ بِسَبعٍ وعِشرِين دَرَجَة

“Sholat berjamaah itu lebih utama daripada sholat sendiri sebanyak 27 derajat.” (HR. Bukhari)

5. Menegakkan shalat di awal waktu

Di antara perkara yang menumbuhkan ketenangan jiwa adalah menunaikan shalat di awal waktu. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

عَنْ أُمِّ فَرْوَةَ قَالَتْ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « الصَّلاَةُ فِى أَوَّلِ وَقْتِهَا »

Dari Ummu Farwah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhol. Beliau pun menjawab, “Shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud no. 426. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

6. Menunaikan shalat Dhuha

Dhuha adalah waktu yang dimulai sejak terbitnya matahari hingga beberapa waktu sebelum matahari tepat berada di atas kepala. Di antara cara untuk merealisasikan Dzikrullah adalah dengan melaksanakan shalat Dhuha. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: (كَانَ رسُولُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم يُصَلِّي الضُّحى أَرْبَعاً، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ الله)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan menambah seperti yang dikehendaki oleh Allah.” (HR. Muslim, no. 719, 79)

7. Membaca Alquran

Tak perlu diragukan lagi, diantara keajaiban Alquran adalah dapat memberikan ketenangan bagi setiap pembacanya. Nabi shallallahu alaihi wasallam menjelaskan keutamaan bagi orang yang membaca Alquran. Beliau bersabda,

من قرأ حرفًا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها، لا أقول: (الم) حرف، ولكن: ألف حرف، ولام حرف، وميم حرف

“Siapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan, dan kebaikan itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan bahwa ألم (alif laam mim) itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)

8. Menjaga kebersihan badan dan lingkungan

Lingkungan serta tubuh yang bersih dan sehat akan melahirkan jiwa yang tenang. Islam telah menjelaskan akan pentingnya menjaga kebersihan. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

الطهور شطر الإيمان

“Kesucian/bersuci merupakan setengah/sebagian dari Iman.” (HR. Muslim: 328)

9. Menghafalkan ayat-ayat Alquran

Selain menenangkan jiwa, terdapat keutamaan yang besar bagi siapa saja yang mau menghafalkan ayat-ayat Alquran. Pembaca mungkin dapat membuat jadwal hafalan sederhana dengan metode One day Three ayat. Niatkan agar mendapatkan ganjaran dari Allah subhanahu wata’ala. Sehingga apa yang tampak kecil itu, dapat bernilai besar di sisi Allah.
Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda,

مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ

“Orang yang membaca al-Quran sementara ia telah menghafalnya, maka ia bersama para Malaikat yang baik dan mulia.” (HR. Al-Bukhari no. 4653)

10. Mempelajari hadits Nabi

Nabi Muhammad adalah role model terbaik yang sudah selazimnya kita contoh dan ikuti dalam menjalankan kehidupan di dunia, mengingat beliau adalah manusia yang telah dijamin akan dimasukkan ke dalam surga. Maka tidak ada alasan bagi kita sebagai pemburu surga, untuk tidak mendengarkan petuah-petuahnya dan mencontoh apa yang telah beliau lakukan.

Semua yang telah beliau katakan dan perbuat dapat kita temui di dalam hadits-hadits nabawi. Oleh karena itu, seyogyanya bagi kita untuk bisa membaca dan mempelajari hadits-hadits tersebut. Pembaca mungkin dapat membuat sebuah konsep sederhana seperti, One day One hadits. Berkaitan dengan mempelajari hadits dan mencari ilmu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

نضَّرَ اللَّهُ امرأً سمِعَ مَقالتي فبلَّغَها فربَّ حاملِ فقهٍ غيرِ فقيهٍ وربَّ حاملِ فقهٍ إلى من هوَ أفقَهُ مِنهُ

“Allah akan memberikan nudhrah (cerahnya wajah) kepada seseorang (di dunia dan di akhirat) yang mendengarkan sabda-sabdaku, lalu menyampaikannya (kepada orang lain). Karena betapa banyak orang yang membawa ilmu, namun sebenarnya tidak memahaminya. Dan betapa banyak orang disampaikan ilmu itu lebih memahami dari pada yang membawakan ilmu kepadanya.” (HR. Ibnu Majah no. 2498, disahihkan Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah)

11. Senyum dan bertegur sapa antar sesama

Di antara cara menenangkan jiwa adalah dengan membangun relasi sosial yang baik antar sesama. Berkaitan dengan itu Nabi shallallahu alaihi wasallam menjelaskan keutamaan tersenyum dalam sebuah hadits yang berbunyi,

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah bagimu.” (HR Tirmidzi no 1956).

12. Menebarkan salam antar sesama Muslim

Nabi shallallahu alaihi wasallam sebagai orang yang senantiasa dipenuhi dengan rasa cinta dan kasih sayang, memerintahkan untuk senantiasa menyebarkan salam antar sesama. Beliau bersabda,
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلا تُؤْمِنُوا حَتىَّ تحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَئٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحاَبَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَم بَيْنَكُم”.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak disebut beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian melakukannya, kalian pasti saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim, no. 54)

Itulah beberapa poin dan uraian mengenai kiat-kiat yang dapat pembaca lakukan sebagai seni menciptakan ketenangan diri dengan sunah sehari-hari yang mujarab dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Usamah Bhakti Bumintara, Mahasiswa Universitas Az-zaitunah Tunisia

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *